THE RELEVANCE OF PRAETER LEGEM PRACTICE TO TOROK IN THE CELEBRATION OF EUCHARIST IN MANGGARAI
DOI:
https://doi.org/10.58586/je.v2i2.60Keywords:
torok, Eucharistic celebration, praeter legem custom, ecclesiastical law, Manggarai CatholicsAbstract
This research pays attention to the practice of torok or kepok carried out by Catholics in Manggarai in the celebration of the Eucharist or holy mass. Indeed, the practice of torok or kepok is not done every time the Eucharist is celebrated. There are certain times of Eucharistic celebrations, for example in major celebrations or during thanksgiving masses, torok or kepok becomes a crucial and absolute thing to do. This has become a custom for Catholics in Manggarai. Thus, the purpose of this study is to find out about the relationship between the practice of torok or kepok in the celebration of the Eucharist with ecclesiastical law or canon law. The methodology used in this research is a literature study, where the author searches and collects information related to this research from various sources such as books, journals, newspapers and the internet. Then, the author correlates it with customs in the context of ecclesiastical law or canon law. Some of these customs are secundum legem, praeter legem, and contra legem. This research found that torok in the Eucharistic celebration practiced by Catholics in Manggarai is an example or form of praeter legem custom. This means that the practice of torok in the Eucharistic celebration is a custom that is outside the provisions of universal (canonical or ecclesiastical) law. In other words, it is not regulated or does not exist in the general law.
Downloads
References
Adon, M. J. (2022). Liturgi sebagai Perayaan Umat Menurut KHK Kanon 837: Upaya Mewujudkan Partisipasi Umat dalam Kehidupan Sosial-Politik. Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 17(1), 37-68.
Christino, I. (2018). Protestantisme dan Kaum Religius Zaman Now. FORUM, 47(1), 58-84.
Deki, K. T. (2011). Tradisi Lisan Orang Manggarai: Membidik Persaudaraan dalam Bingkai Sastra. Jakarta: Parrhesia Institute.
Hardawiryana, R. (penerj.). (1993). Konstitusi Tentang Liturgi Suci, Dokumentasi dan Penerangan KWI, Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta: Obor.
Jama, A. & Riyanto, A. (2023). Efek Ilmu Bebas Nilai dan Relevansinya Terhadap Pengembangan Senjata Nuklir di Dunia. Lumen Veritatis, 14(2), 125-142.
Keating, K. (2009). Katolik dan Fundamentalisme. Jakarta: Fidei Press.
Layukan, A. T. (2023). Pastoral Care bagi Narapidana sebagai Wujud Gereja yang Menampilkan Wajah Kristus di Rutan Makale. EUNTES: Jurnal Ilmiah Pastoral, Katektik, dan Pendidikan Agama Katolik, 1(2), 40-46.
Makur, M. (2016). Tradisi "Kepok" Menyambut Imam Baru di Manggarai Barat. https://travel.kompas.com/read/2016/01/04/132800827/Tradisi.Kepok.Menyambut.Imam.Baru.di.Manggarai.Barat?page=all, akses pada 13 April 2024, 14:30 WIB.
___________ (2018). Langka, Tokoh Perempuan Manggarai Timur Pimpin Ritual Kepok saat Pendaftaran Paslon. https://regional.kompas.com/read/2018/01/09/18493341/langka-tokoh-perempuan-manggarai-timur-pimpin-ritual-kepok-saat-pendaftaran. Akses pada 13 April 2024, 14:37 WIB.
Manik, R. P. (2020). Merayakan Persahabatan yang Memerdekakan, dalam Kurniawan, FX. dkk. (eds.) Prosiding, Seri Filsafat Teologi Widya Sasana, 30(29).
Martasudjita, E. (2005). Mengenal Tata Perayaan Ekaristi Baru. Yogyakarta: Kanisius.
____________(2010). Misteri Kristus: Pokok-pokok Iman Kristiani. Yogyakarta: Kanisius.
Martinelli, R. (2014). Ekaristi Roti Kehidupan Kekal. Jakarta: Obor.
Meti, M. I. N. (2023). Peran Guru Pendidikan Agama Katolik di Era Milenial dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik. VOCAT: Jurnal Pendidikan Katolik, 3(2), 36-41.
Pabubung, M. R. (2023). Implikasi Etis Mengikuti Kristus Menurut Yohanes dan Paulus. EUNTES: Jurnal Ilmiah Pastoral, Katektik, dan Pendidikan Agama Katolik, 2(1), 11-20.
Pareira, B. A. (2016). Mari Merayakan Ekaristi dengan Indah. Malang: Dioma.
Raharso, A. T. (2012). Sistem Legislasi Gereja Katolik. Malang: Dioma.
___________ (2018). Tindakan Administratif dalam Gereja Katolik. Malang: Dioma.
Ratrigis, A. (2022). Manajemen Tim Kerja Liturgi Dalam Mendorong Partisipasi Aktif Umat Beriman Di Paroki Renya Rosari Deri. EUNTES: Jurnal Ilmiah Pastoral, Katektik, dan Pendidikan Agama Katolik, 1(1), 27-38.
Rubiyatmoko, R. (eds.). (2016). Kitab Hukum Kanonik. Jakarta: Konferesnsi Waligereja Indonesia.
Situmorang, M. (2020). Gereja sebagai Komunitas Persahabatan, dalam Kurniawan, FX. dkk. (eds.) Prosiding, Seri Filsafat Teologi Widya Sasana, 30(29).
Sudarlin, F. (2015). Torok, Doa Masyarakat Manggarai: Tinjauan Teologis dan Problem Inkulturasinya dalam Perayaan Ekaristi, dalam Sudhiarsa, R. (ed.) Gereja Mencari Raga dalam Ranah-ranah Kultural Nusantara. Malang: Widya Sasana Publication.
Sudhiarsa, R. (2020). Homo Homini Amicus: Tanggung Jawab Kultural Gereja dalam Zaman Ini’, dalam Kurniawan, FX. dkk. (eds.) Prosiding, Seri Filsafat Teologi Widya Sasana, 30(29).
Suharyo, I. (2009). The Catholic Way: Kekatolikan dan Keindonesiaan Kita. Yogyakarta: Kanisius.
Venantius, S. (2019) ‘Manusia Tinggal dalam Persekutuan Allah Tritunggal’, dalam Valentinus dkk. (ed.) Seri Filsafat Teologi Widya Sasana, 29(28).